Apakah umat Katolik berdoa kepada Maria dan Orang Kudus ?
Pertanyaan ini muncul dari kalangan Kristen non-Katolik yang mendasarkan pada 1 Timotius 2:5 : “Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang yang menjadi pengantara Allah dan manusia, yaitu manusia Yesus Kristus”. Yesus Kristus merupakan satu-satunya pengantara antara Allah dan manusia. Umat Katolik percaya bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya pengantara manusia kepada Bapa. Ketika wafat di Salib, Ia menjadi jembatan antara Allah dan manusia.
Umat Katolik juga sadar bahwa mereka tidak berdoa kepada Maria dan orang Kudus. Mereka berdoa bersama Bunda Maria dan orang kudus. Ketika umat Katolik berdoa bersama Maria dan para kudus, mereka tidak melewati Kristus. Mereka datang kepada Kristus melalui Bunda Maria dan para kudus. Mereka memohon kepada Bunda Maria dan para kudus untuk menjadi pengantara di hadapan Kristus. Bunda Maria dan para kudus pasti berada di surga dan dekat dengan Kristus. Kristus pasti lebih mendengarkan mereka : “Doa orang benar, bila dengan yakin didoakan sangat besar kuasanya” (Yakobus 5:16). Banyak orang telah mengalami doa mereka dikabulkan melalui pengantaraan Maria yang tak bercela dan Bunda Kristus ini. Santo Paulus sendiri meminta orang-orang Kristen untuk mendoakannya kepada Tuhan : “Saudara-saudara berdoalah untuk kami supaya firman Tuhan beroleh kemajuan dan dimuliakan, sama seperti yang telah terjadi di antara kamu” (2 Tesalonika 3:1). Santo Paulus juga mengatakan : “Tetapi demi Kristus, Tuhan kita, dan demi kasih Roh, aku menasihatkan kamu, saudara-saudara untuk bergumul bersama-sama aku dalam doa kepada Allah untuk aku” (Roma 15:30).
Kristus pasti setuju bahwa kita datang kepadaNya melalui Maria, Bunda-Nya yang terberkati karena Ia telah memilih datang kepada kita melalui ibu-Nya itu. Mukjizat Yesus yang pertama di Kana merupakan buktinya. Yesus mendengarkan permohonan Maria atas nama orang yang mempunyai hajat pesta pengantin itu (Yohanes 2:2-11). Peran Bunda Maria menjadi pengantara doa permohonan/doa syafaat kepada Tuhan Yesus juga terjadi dalam doanya menantikan kedatangan Roh Kudus menjelang Pestakosta : “Mereka semuanya bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus (Kisah Para Rasul 1:14). Doa Syafaat adalah doa atas nama orang lain atau untuk kepentingan orang lain.
Para Kudus bisa menjadi pengantara doa kita jelas dalam Kitab Suci : “Maka, datanglah malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas dihadapan takhta itu. Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa-doa orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah” (Wahyu 8:3-4). Jika para kudus memiliki kuasa untuk menjadi pengantara doa kita di hadapan Allah, kuasa Bunda Tuhan dihadapan-Nya pasti lebih daripada mereka itu.
Dasar-dasar Kitab Suci meyakinkan kita untuk memohon dukungan doa dari Bunda Maria dan orang kudus. Bunda Maria yang telah mendampingi Gereja Perdana/awal tentu akan terus mendampingi Gereja, yaitu kita semua, sampai akhir jaman. Doa-doa Bunda Maria dan para kudus di surga senantiasa menyertai kita yang masih berjiarah di dunia ini karena kita telah dipersatukan oleh Kristus menjadi anggota tubuh-Nya. Persatuan ini adalah persatuan kasih. Persatuan ini tidak bisa dipisahkan oleh apapun dan bahkan oleh maut sekalipun. Karena itu, kita sebagai umat beriman dapat menyampaikan doa permohonan kepada Tuhan dengan memohon pertolongan Bunda Maria dan para kudus lainnya agar mendoakan ujud-ujud doa-doa kita di hadapan Tuhan Yesus. Memang bagi mereka yang tidak meminta dukungan doa Bunda Maria dan para kudus dalam permohonannya kepada Tuhan tidaklah berdosa, tetapi rugi sendiri karena kehilangan kesempatan melatih diri untuk rendah hati. Orang yang rendah hati menyadari bahwa dirinya tidak cukup suci untuk menghadap Tahta Kudus Tuhan sehingga membutuhkan pertolongan orang-orang yang suci. Tuhan memberkati.
Sumber Bacaan
Chapman, Geofrey. Cathechism of the Catholic Church. A Cassell Imprince. London. 1994.
Hardawiryana, SJ. Dokumen Konsili Vatikan II. Obor. Jakarta. 1993.
Withcomb, Paul. The Catholic Chuch has the Answer. Tan Book and Publisers Inc. Rocford. Illionis. 1986.
Koreksi kecil : Umat Katolik mengadakan Novena Roh Kudus selama sembilan hari setelah Hari Raya Kenaikan Tuhan sampai dengan Sabtu menjelang Pentakosta dan bukannya sembilan hari setelah Hari Raya KebangkitanTuhan. Dibawah ini teks selengkapnya.
Doa-doa Bunda Maria dan para kudus di surga senantiasa menyertai kita yang masih berjiarah di dunia ini karena kita telah dipersatukan oleh Kristus menjadi anggota tubuh-Nya.