Paus Fransiskus dalam proses Jumat Agung di Collosseum, Roma, Jumat (25/3/2016) waktu setempat.
VATICAN CITY, KOMPAS.com – Paus Fransiskus, Kamis (12/5/2016), mengatakan tengah mempersiapkan sebuah komisi untuk mempelajari kemungkinan perempuan menjadi diakon gereja Katolik.
Seorang diakon dalam gereja Katolik tidak bisa memimpin misa tetapi mereka bisa melakukan banyak tugas seorang imam misalnya membaptis atau memimpin ritual doa. Para diakon juga memainkan peran besar dalam mengelola sebuah paroki dan memberikan bimbingan iman kepada umat Katolik.
Paus memberikan pernyataan ini dalam pertemuan dengan sejumlah perempuan anggota beberapa ordo keagamaan di Vatikan. Pertemuan ini juga dihadiri sejumlah wartawan. Dalam percakapan itu, Paus mengatakan, dia sudah mendiskusikan keberadaan para diakon perempuan di masa-masa awal gereja Katolik namun tidak mengetahui secara jelas peran dan status mereka.
“Membentuk sebuah komisi resmi untuk mempelajari pertanyaan itu?” kata Paus, menurut National Catholic Reporter dan sejumlah kantor berita Italia.
“Saya yakin, gereja akan mendapatkan kebaikan jika memperjelas masalah ini. Saya sangat setuju dan saya akan membicarakan hal ini,” tambah Paus. Para sejarawan gereja mengatakan, perempuan banyak yang berperan sebagai diakon di gereja-gereja Kristen abad pertama. Namun, praktik itu kemudian menghilang dan seruan untuk mengizinkan perempuan menjadi imam gereja Katolik ditolak Paus Yohanes Paulus II pada 1994.
Pernyataan Paus Fransiskus ini nampaknya membuat para petinggi Vatikan kelimpungan. “Saya tak bisa menjawab apapun, hingga transkrip pembicaraan dalam pertemuan itu dirilis,” ujar juru bicara Vatikan.
Editor : Ervan Handoko (Sumber : AFP)