Masa Adven adalah masa persiapan menyambut kedatangan Pangeran Perdamaian dan bukan masa menciptakan perang dengan orang-orang di sekitar kalian, kata Paus Fransiskus pekan ini.
Pada saat umat Kristen mempersiapkan perayaan kelahiran Yesus, mereka juga harus merefleksikan apa yang mereka lakukan dalam kehidupan sehari-hari untuk menjadi “pencipta perdamaian,” kata Paus Fransiskus dalam homilinya pada Selasa (4/12) saat Misa pagi di Domus Sanctae Marthae di Roma.
“Apa yang harus saya lakukan untuk menciptakan perdamaian di dunia?” tanya Paus Fransiskus. “Apakah saya selalu membuat alasan untuk menciptakan perang, membenci dan membicarakan orang lain? Itu perang! Apakah saya cukup baik? Apakah saya berusaha membangun jembatan?”
Dalam homilinya, Paus Fransiskus merefleksikan bacaan Kitab Suci hari itu dari Nabi Yesaya di mana ia bernubuat tentang masa menciptakan perdamaian setelah kedatangan Mesias.
“Serigala akan tinggal bersama domba, dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya,’ demikian bunyi Kitab Yesaya.
Paus Fransiskus mengatakan sementara visi ini mengandung “pesona pedesaan,” gambaran indah itu merangkum kekuatan Kristus untuk membawa perdamaian yang mampu mengubah kehidupan.
“Sering kita tidak merasa damai dan lebih merasa gelisah, tanpa pengharapan,” kata Paus Fransiskus. “Kita terbiasa melihat jiwa orang lain, tetapi kalian harus melihat jiwa kalian sendiri.”
Umat Kristen juga harus berusaha menciptakan perdamaian di dalam keluarga karena “ada begitu banyak kesedihan dalam keluarga, banyak perjuangan, banyak perang kecil, seringkali banyak perpecahan” dan di dunia.
“Semoga Tuhan mempersiapkan hati kita untuk Hari Raya Natal dari Pangeran Perdamaian” dengan mempersiapkan semua orang untuk melakukan peran mereka “untuk menenangkan hati dan jiwa saya, menenangkan keluarga, sekolah, lingkungan dan tempat kerja saya” dan untuk menjadi “laki-laki dan perempuan perdamaian,” kata Paus Fransiskus.