Sebuah Perenungan menjelang Tuguran
lalu kata-Nya kepada mereka: “Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.” Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: “Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: “Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.” Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa, kata-Nya: “Ya Bapa-Ku jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah kehendak-Mu!” Dan ketika Ia kembali pula, Ia mendapati mereka sedang tidur, sebab mata mereka sudah berat. Ia membiarkan mereka di situ lalu pergi dan berdoa untuk ketiga kalinya dan mengucapkan doa yang itu juga. Sesudah itu Ia datang kepada murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: “Tidurlah sekarang dan istirahatlah. Lihat, saatnya sudah tiba, bahwa Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa. Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah dekat.” (TB Mat 26:38-46)
Tuhan Yesus, ……………………
Betapa egoisnya kami
Ketika Engkau menghendaki kami untuk berjaga-jaga walau satu jam saja kami tidak mampu. Bahkan sekalipun Engkau meminta kami untuk yang ketiga kali, kamipun tetap tidak mampu untuk melakukannya juga.
Roh memang penurut, tetapi daging lemah
Namun kami lebih sering memanjakan kedagingan kami, dan mengabaikan bisikan Roh KudusMu, sehingga kami jatuh, dan jatuh lagi bahkan dalam dosa-dosa yang sama.
Yesus, saat ini, dan untuk entah yang sudah keberapa kali, Engkau mengajakku kembali untuk berjaga-jaga dan berdoa, agar kami tak jatuh dalam pencobaan.
Kuatkanlah aku, Oh Yesus, agar aku mampu untuk menemani Engkau dikala kegelisahan, karena harus meminum cawan dosa-dosa kami, untuk mempersatukan kami pada Bapa-Mu karena dosa-dosa kami yang selalu tak bertepi.
Satukanlah doa dan pertobatan kami di Taman Getsemani.
Ia menggantikan hidup kita!!
Kiranya renungan ini membawa kita,
- Tersadar bahwa “Betapa” cinta dan kasihNya sungguh amat besar, yang telah dinyatakan kepada kita melalui pergumulan Tuhan Yesus di taman Getsemani.
Apakah kita menghargai, menerima, bahkan datang mengucap syukur kepadaNya dengan sepenuh hati dan segenap akal budi kita ? - Apa yang terjadi pada malam itu di taman Getsemani,” tatkala murid-muridNya meninggalkanNya, hal itu dapat pula terjadi bahkan seringkali dilakukan oleh kita sebagai orang-orang percaya di dalam “taman” dunia ini.
Apakah kita mau bertekad dan mengambil sebuah komitmen baru atau memperbaharui komitmen kita kembali untuk meminta kekuatan dan pertolongan Tuhan agar di dalam kehidupan ini kita tidak kembali melakukan apa yang telah dilakukan oleh para murid di taman Getsemani pada malam itu ? Meninggalkan iman kita.
Kiranya perenungan Getsemani, menghantar kita untuk besok, bersiap diri masuk ke dalam peringatan kesengsaraan Kristus, sekaligus memberikan kita kerinduan untuk memberikan diri dan kehidupan kita seutuhnya sebagai persembahan yang Hidup, dan yang selalu berkenan kepada Allah_ ( Roma 12:1-2 ).
Bapak, Ibu dan saudara/i terkasih dalam Kristus,
Marilah kita sisihkan waktu walaupun hanya 20 menit saja dalam setahun sekali, untuk menemani Yesus di Taman Getsemani, dari kegelisahan karena harus meminum cawan atas dosa-dosa kita dengan sengsara yang harus Dia tanggung akibat dosa-dosa kita, dengan siksa yang diterima, sengsara dan wafat dikayu salib yang keji di pagi hari.
Siapkan hati, dan satukan dalam doa ibadat Adorasi “Tuguran Kamis Putih 2021”, Kamis, 1 April 2021, mulai jam 22:00 hingga dini hari, diam dalam keheningan menemani Yesus berdoa di Taman Getsemani bersama keluarga kita atau komunitas kita dirumah dalam rantai doa yang tidak terputus.
Tuhan Memberkati.
(aspranoto)