Banyak orang menganggap persaudaraan ditentukan karena ikatan darah, namun anggapan seperti itu sepertinya tidak berlaku bagi kami di komunitas Komsos Santa Odilia.
Pada awalnya kami hadir dari sekumpulan umat Santa Odilia yang gemar dalam mengabadikan setiap momen dalam jepretan lensa kamera, maka kami menyebut diri KFO Santa Odilia, yang berarti Komunitas Fotografi Odilia.
Awalnya hanya sekedar menyumbangkan hasil jepretan dalam momen-momen khusus acara di Gereja Paroki Santa Odilia, yang kemudian digunakan oleh Komsos Santa Odilia untuk diabadikan dan disiarkan dalam website ataupun majalah cetak Melodi kala itu, tentu dengan tujuan menyebarkan kabar sukacita bagi pembaca, khususnya umat Santa Odilia.
Waktu berjalan, seleksi alampun terjadi. Mungkin karena kesibukan pekerjaan, waktu yang tersita karena urusan usaha, keluarga ataupun pribadi, sehingga beberapa anggota komunitas KFO semakin berkurang dan akhirnya kami melebur dalam tubuh komunitas “Komsos Santa Odilia”, dimana didalamnya terdapat berbagai bidang dan seksi, yang tidak lain semuanya bertujuan untuk mewartakan kabar sukacita melalui media baik cetak, elektronik, website maupun media sosial, bahkan melayani misa di gereja dalam wujud penyiaran Misa livestreaming maupun sarana dan prasarana untuk kelistrikan, sound sistem, monitor/proyektor serta pengabadian peristiwa melalui fotografi semampu yang kami biasa.
Diantara sedikit anggota KFO yang terus bertahan dengan hobinya, sekaligus pelayanannya di gereja Santa Odilia adalah saudara kami Om Stefanus Adrian Yuliarto.
Kami berjuang bersama-sama, baik dari anggota KFO yang telah menyatu dengan Komsos, maupun dari anggota Komsos sendiri, untuk mencari dan membentuk formula sebuah komunitas pelayanan yang menyenangkan sekalipun dalam tugas-tugas yang belum tentu menyenangkan dan senantiasa dikejar target, namun disisi lain tentu kami juga tidak boleh meninggalkan kondrat dan tanggungjawab kami seperti halnya sebagai orang tua (ayah/ibu) yang harus memenuhi kewajibannya untuk kebutuhan keluarga baik materiil, moril maupun spiritual, bilamana kami sebagai anak/remaja yang tentu ada kewajiban sekolah/kuliah/belajar, ataupun sebagai seorang pekerja atau pengusaha yang pasti dituntut untuk performance yang baik dalam pekerjaan dan usahanya.
Kondisi-kondisi tersebut tak terasa justru menjadikan kami suatu ikatan persaudaraan yang begitu erat, saling menguatkan bila kami lemah, saling melengkapi bila kami ada kekurangan, bagaikan suatu keluarga besar.
Sebutan panggilan Kak, Mas, Mbak, Bro, Sis, Om, Tante, Bude dan Pak De melekat dalam komunitas kami, sehingga kami semua merasa bagaikan sebuah keluarga yang mempunyai tanggung jawab agar kekompakan dalam menyelesaikan tugas-tugas Komsos Santa Odilia bisa berjalan dengan baik, sebagaimana sebuah bahtera pelayanan tetap harus bisa berjalan, sekalipun ombak dan badai menerjang.
Om Adrian adalah salah satu pelopor dan mentor dalam hal Fotografi dan Videografi di Komsos Santa Odilia, pribadi yang kocak dengan celotehnya yang nglangeni, pandai menghibur terutama dalam bernyanyi bak penyanyi cover yang professional. Kita masih ingat ketika beliau membawakan lagu, dengan penghayatan dalam gayanya yang total, dari lagu jadul “My Way” ala Frank Sinatra, sampai lagu pop ala Ariel.
Selain aktif dalam komunitas Komsos, beliau juga gambaran seorang ayah yang begitu mencintai keluarganya, hampir disetiap event gereja, beliau senantiasa menyempatkan diri untuk datang dan mengajak istri serta putra-putrinya bersama-sama untuk memuji nama Tuhan dalam misa dan acara-acara gereja lainnya. sebuah cerminan seorang pribadi yang senantiasa menjaga dan menciptakan keseimbangan antara hobi, kebutuhan dan kewajiban pribadi, keluarga, sosial, komunitas dan pelayananan menggereja.
“Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan, Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan”. (Roma 14:8 )
Itulah semangat dari yang beliau tinggalkan bagi kita semua. Om Adrian telah berpulang 15 Februari 2024, tentu diluar dugaan kita semua bagi sahabat-sahabatnya di komunitas, sebab ditanggal 9 Februari 2024 kita masih bisa berlatih bernyanyi bersama untuk tugas koor perdana Komsos ditanggal 11 Februari 2024.
Kenangan akan tetap menjadi kenangan, semangat akan menjadi pegangan. Itulah yang mampu kami simpan dalam lubuk hati kami, para sahabatnya.
Selamat Jalan Sahabatku.
Dipertemukan dalam pelayanan
Saling melengkapi dalam kekurangan
Beri motivasi bagi yang merasa tak berarti
Tuk’ tumbuhkan semangat melayani
Kamera senjatamu,
Bidikan lensa keahlianmu,
Beri “motivasi”, pamungkasmu,
Menjadi berarti, semangatmu.
Adrian Yuliarto, namamu,
Stefanus, pelindungmu,
Mudah diingat dengan celoteh dan gayamu,
Menyanyi kegemaranmu.
Tuhan,…..
Terima kasih karena Kau hadirkan dia bagi kami,
Sosok teladan teman, sahabat, suami, ayah yang berarti
Kini, dia telah Kau panggil kehadirat-Mu
Memenuhi panggilan yang pasti kan’ terjadi,
Hanya doa dan harapan yang mampu ku mohonkan,
Salamat Jalan Sahabatku “ Stefanus Adrian Yuliarto”
Terimalah Tuhan dalam Cahaya Wajah-Mu.
Amin.
( by aspranoto )
Jadi rindu Om Adrian 🙁
Rest in peace, Om Adrian. Thank you udh ngebuat komsos jadi berwarna 🙏