Tanda Salib yang kita lakukan dalam perayaan Ekaristi bertujuan untuk mengingatkan kembali akan pembaptisan yang kita terima dan sebagai tanda penghayatan iman yang sama, yaitu: Allah Bapa, Allah Putera dan Allah Roh Kudus.
Doa Pembuka
Imam mengajak umat berdoa dengan sapaan: Marilah berdoa” yang dilanjutkan dengan suasana hening sejenak untuk mengungkapkan doa pribadi masing-masing umat dalam hati. Kemudian Imam membawakan doa pembuka yang mengungkapkan inti perayaan liturgy hari ybs. Doa pembuka diarahkan kepada Allah Bapa, dengan pengantaraan Putera, dalam Roh Kudus yang diakhiri dengan penutup trinitatis, sbb:
-Jika diarahkan kepada Bapa
Dengan pengantaraan Yesus Kristus PuteraMu, Tuhan kami yang bersama dengan Dikau, dalam persatuan dengan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa.
-Jika diarahkan kepada Bapa tapi pada akhir doa menyebut Putera. Sebab Dikaulah Tuhan pengantara kami, yang bersama dengan Dikau, dalam persatuan dengan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa.
-Jika diarahkan kepada Putera
Sebab Engkaulah Tuhan pengantara kami, yang bersama dengan bapa, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, kini dan sepanjang masa (MR 54)
Tuhan Kasihanilah
Pernyataan tobat senantiasa disambung dengan seruan/ lagu Tuhan Kasihanilah (kecuali: jika tercantum dalam pernyataan tobat). Sifat seruan Tuhan Kasihanilah adalah berseru kepada Tuhan dan memohon belaskasihanNYA. Seruan ini berlaku untuk semua umat yang hadir dalam misa kudus. (MR.52)
Kemuliaan
Kemuliaan adalah madah yang sangat dihormati dari jaman Kristen kuno. Melalui madah ini Gereja berkumpul atas dorngan Roh Kudus untuk memuji Allah Bapa dan Anak Domba Allah, serta mohon belaskasihan-NYA
Kemuliaan dilagukan dan tidak bias digantikan dengan teks lainnya atau diucapkan pada hari-hari raya dan pesta, pada perayaan-perayaan meriah, dan pada hari Minggu di luar masa Adven dan masa Prapaskah. (MR 53)
Membuat tanda salib dengan ibu jari pada dahi, mulut dan dada saat mendengarkan Injil berarti kita menerima Sabda Allah dengan budi, mengakui dan mengungkapkannya dengan mulut dan menyimpannya dalam hati. Dengan kata lain, kita menerima Sabda Allah dengan segenap pribadi kita.
Liturgi Sabda
Bacaan-Bacaan (1)
Bacaan-bacaan yang dibacakan dalam misa kudus HARUS berasal dari Alkitab. Kaidah penataan bacaan dibuat sedemikian rupa untuk menunjukkan kesatuan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Dengan demikian, tidak diijinkan mengganti bacaan dan Mazmur tanggapan dengan teks-teks lain yang bukan dari Alkitab. Tempat membacakan Sabda Allah adalah mimbar/ amba.
Menurut tradisi, tugas utama imam selebran adalah membacakan Injil. Namun jika tidak ada petugas lain; yaitu lector atau diakon maka bacaan lainnya bisa dibawakan oleh imam selebran.
Sesudah setiap bacaan, petugas melagukan atau melafalkan aklamasi yang ditanggapi umat. Tanggapan umat ini merupakan sikap hormat terhadap Sabda Allah yang telah mereka terima dengan iman dan rasa syukur. (MR 57-59).