Setelah bersama-sama mendoakan umat Kristiani yang dianiaya di Timur Tengah, pada hari Jumat, 9 November 2018, Paus Fransiskus dan Patriark Katolikos Gereja Asiria Timur Mar Gewargis III menandatangani pernyataan bersama yang menyerukan untuk mengakhiri penganiayaan umat Kristiani.
Dalam pernyataan di Vatikan itu, seperti dilaporkan oleh Devin Watkins dari Vatican News, Paus dan Patriark itu menggalakkan dialog teologis mereka yang sedang berlangsung, dan menyerukan berakhirnya kekerasan terhadap umat Kristiani di Timur Tengah.
Mereka mengatakan tidak mungkin membayangkan Timur Tengah tanpa umat Kristiani.
“Keyakinan ini tidak hanya didasarkan pada dasar keagamaan, tetapi juga pada realitas sosial dan budaya, karena umat Kristiani, bersama umat beragama lainnya, sangat berkontribusi pada identitas khusus wilayah tersebut: tempat toleransi, saling menghormati dan saling menerima.”
Mereka mengamati, umat Kristiani mengambil risiko dengan meninggalkan wilayah itu, karena perdamaian hanya bisa dipulihkan dan dilestarikan melalui saling mendengarkan dan dialog.
“Gencatan senjata yang dijaga dengan dinding dan pajangan kekuasaan tidak akan mengarah pada perdamaian, karena kedamaian sejati hanya dapat dicapai dan dilestarikan melalui saling mendengarkan dan berdialog.”
Paus Fransiskus dan Patriark Gewargis juga menyerukan kepada Masyarakat Internasional untuk menempatkan “solusi politik yang mengakui hak dan kewajiban semua pihak yang terlibat.”
Akhirnya, kedua pemimpin itu menegaskan perlunya dialog antaragama “didasarkan pada sikap keterbukaan, kebenaran, dan cinta.”
Dialog, kata mereka, “juga merupakan penangkal terbaik untuk ekstremisme, yang merupakan ancaman bagi pengikut setiap agama.”(PEN@ Katolik/berdasarkan Vatican News)