Paus Fransiskus bertemu anggota Komisi Internasional Bersama untuk Dialog Teologis antara Gereja Katolik dan Gereja-Gereja Ortodoks Oriental, serta mengutip dokumen Konsili Vatikan Kedua, Unitatis Redintegratio, ketika menegaskan bahwa dialog itu mengungkapkan dengan baik bagaimana, di antara Timur dan Barat, “berbagai ekspresi teologis dianggap sering saling melengkapi daripada saling bertentangan.” Di akhir sesi keenam belas dari pekerjaan Komisi itu, Paus mengatakan, “kita dapat bersama-sama bersyukur kepada Tuhan atas buah yang sudah dikumpulkan sepanjang jalan.”
Saat ini, Komisi Internasional Bersama merenungkan tentang Sakramen-Sakramen. Paus Fransiskus mengatakan, seperti dilaporkan oleh Seán-Patrick Lovett dari Vatican News, bahwa dia berharap dan berdoa agar refleksi ini “dapat membantu kita melanjutkan perjalanan menuju persekutuan penuh, menuju perayaan bersama Ekaristi Kudus.”
Sesi yang baru saja selesai membicarakan Sakramen Perkawinan. “Manusia sepenuhnya dalam gambar Allah,” kata Paus, “kalau dia hidup dalam persekutuan cinta yang stabil, karena Allah adalah persekutuan cinta.”
Ketika memperhatikan Gereja-Gereja di Timur Tengah, Paus Fransiskus mengenang orang-orang yang “sangat menderita akibat perang, kekerasan, dan penganiayaan.” Paus menegaskan kedekatan, pemikiran dan doanya terus-menerus, “agar negeri ini, yang unik dalam rencana penyelamatan Tuhan, boleh menyaksikan fajar kedamaian setelah sepanjang malam dilanda konflik.”
Paus mengenang kehidupan “banyak orang kudus dari gereja-gereja kita.” Paus menyebut mereka “benih-benih perdamaian yang ditaburkan di negeri-negeri itu,” benih-benih yang terus “disiram oleh darah saksi-saksi persatuan, “ yakni “para martir zaman kita.”
Komisi Bersama Internasional untuk Dialog Teologis antara Gereja Katolik dan Gereja-Gereja Ortodoks Oriental didirikan Januari 2003 atas inisiatif bersama Dewan Kepausan untuk Peningkatan Persatuan umat Kristiani, dan otoritas-otoritas Gereja Ortodoks Koptik; Gereja Ortodoks Syria; Gereja Apostolik Armenia, yang diwakili oleh dua daerah Katolik, Etchmiadzin dan Kilikia, Gereja Ortodoks Ethiopia; Gereja Ortodoks Eritrea; dan Gereja Suriah Ortodoks Malankara.(PEN@ Katolik berdasarkan Vatican News)