Website Gereja Santa Bernadet
Pergulatan Umat Santa Bernadet Ciledug
Santa Bernadet adalah salah satu paroki di Dekenat Tangerang yang masih berjuang mendirikan gedung gereja. Hingga hari ini, lebih dari 25 tahun sejak paroki berdiri tanggal 11 Februari 1980, izin pembangunan gereja masih tertahan di Mahkamah Agung.
Sebelumnya, Izin Mendirikan Bangunan (IMB) gedung gereja sudah dikeluarkan Pemkot Tangerang tertanggal 11 September 2013. Namun izin itu digugat di PTUN oleh sekelompok warga dan Forum Umat Islam di PTUN, beralasan warga sekitar dan perangkat RT/RW tidak menyetujui proses perijinan. PTUN Kota Tangerang memenangkan gugatan mereka.
Wilayah karya paroki St. Bernadet tersebar 6 kecamatan di Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan mencakup 21 wilayah dan 88 lingkungan. Saat ini jumlah umat diperkirakan sekitar 2.500 KK dengan 11.000 jiwa. Tercatat bermacam aktivitas kategorial dan kewilayahan tetap berjalan meski di tengah keterbatasan tempat. Orang Muda Katolik (OMK), Wanita Katolik (WK), Bina Iman Anak dan Remaja, dan berbagai kegiatan rohani berbasis kewilayahan berjalan relatif lancar.
Di tengah dinamika rohani umat, isu soal pembangunan gedung gereja memang menjadi makanan sehari-hari umat paroki St. Bernadet. Harap-harap cemas, pasrah namun juga berjuang adalah yang ditampakkan umat paroki di setiap kegiatan rohani. Bagaimana tidak? Pengalaman didemo dan diusir sudah berulang kali terjadi. Sejak demo pertama September 2004, pengusiran berkali terjadi hingga demo besar September 2013 sesaat setelah keluarnya IMB. Umat bisa dibilang sudah “ kenyang” dengan pengalaman semacam ini.
Faktanya, sejumlah tempat ibadah sementara, yakni di Bedeng Sudimara Pinang, Balai RW Perum Metro Permata 1, Sekolah di Perum Pondok Lestari dan Gedung Tinggi di komplek Polri senantiasa dijejali umat, termasuk bantuan sembako, kursus pendidikan, pelatihan, hingga yang terbaru lomba Peringatan HUT RI bulan Agusutus lalu. Pada pertandingan persahabatan dengan warga sekitar Bedeng  Pinang, antusisme warga tampak dari 5 grup yang mengikuti perlombaan.
Bukan rahasia pula bahwa sebagian umat St. Bernadet mengikuti misa dan ibadat tersebar di paroki-paroki sekeitar seperti St. Laurensius Alam Sutera, Maria Kusuma Karmel, Sanmare Bintaro, dan lain-lain. Tak semua umat paroki St. Bernadet tahan mengikuti misa sambil berpanas ria, dibawah tenda terpal yang hanya dilengkapi sejumlah kipas penyejuk udara. Kondisi ini kadang berlanjut pada penerimaan sakramen pembaptisan, komuni dan penguatan yang acapkali dilakukan di paroki gereja-geraja “ tetangga”.
Adakalanya Romo Paulus Dalu Lubur, CICM kala itu keberatan dengan tindakan tersebut, yang dinilai “meninggalkan”rumahnya sendiri.
Pastur-pastur konggregasi CICM sejauh ini adalah penggembala setia umat St. Bernadet di kala senang dan sedih. Pastur Robert CICM dan pastur Gilbert tercatat sebagai pioner awal sejak berdirinya paroki ini saat wilayah-wilayah perumahan belum berkembang seperti saat ini. Sebagian umat juga akrab dengan komunitas Suster-suster PIJ yang mengelola sekolah Sang Tdimur di Kompleks Keuangan Karang Tengah. Pusat paroki yang berada di Jalan Bharata Raya 32 Karang Tengah berjarak sekitar 5 km dari pusat peribadatan sementara Bedeng Pinang. Mungkin ini turut berpengaruh pada komunikasi dengan umat di kawasan selatan paroki.
Sejauh ini, sarana komunikasi dari paroki lebih banyak mengandalkan pengumuman misa minggan, warta paroki, serta para pengurus lingkungan. Penggunaan media elektronik dan media sosial belum berjalan lancar, karena berhentinya pengelolaan web paroki. Tahun depan ada rencana perbaikan website St. Bernadet untuk perbaikan pola komunikasi.