Goa Maria

( GOA MARIA PENGANTARA SEGALA RAHMAT )

Berawal untuk mengejar target (prakarsa Pastor Donatus) maka dibuatlah sebuah patung Bunda Maria dengan model tangan terbuka (Bunda Maria Pengantara Segala Rahmat), dengan contoh patung dari bahan kualitas biasa seharga Rp. 1.000.000,- hingga diresmikan oleh bapak Uskup Keuskupan Agung Jakarta.

Berjalannya waktu, seorang umat (Pak Jeki namanya) dari lingkungan St.Yakobus (kini prodiakon) saat itu sedang berdoa rosario. Beliau kaget melihat ada sebuah lubang besar menganga di dalam goa maria dan kemudian melaporkan hal tersebut kepada Pastor Toni.

Pastor Toni dan Pastor Anton menyetujui usul Pak Jeki untuk membuat rangka besi 12” sebagai pondasi dasar sebuah goa. Awalnya gagal kerangka dimasukkan dalam goa, kemudian Ibu Maria Perada mengusulkan agar kedalaman goa diperbesar, dan berhasil.

Pekerjaan dilanjutkan oleh Pak Minan, seorang tukang yang sedang sakit paru-paru dan beliau sebenarnya anti terhadap pembangunan gereja. Namun tetap membantu, karena saat itu sulit mencari tukang lain yang sedang berlibur lebaran. Kesulitan dihadapi karena area goa sempat amblas, yang mungkin disebabkan sedang pembangunan sekolah Tarakanita. Akhirnya berhasil juga dengan kesabaran.

Kemudian pada masa Pastor Felix Supranto, goa sempat direnovasi kembali dan patung diganti menjadi Patung Penampakkan Louders Fatima. Kini lingkungan goa Maria dipercantik atas kreativitas Pastor Asran dan semakin nyaman untuk berdoa. Banyak peziarah yang dating dari umat kita sendiri maupun umat paroki lain yang berkunjung.

Tim Legio Maria.

Scroll to Top