Suore Della Misericordia Del Sacro Cuore di Gesu (HK)
Didirikan oleh nonaHuberdina Merkelbach (selanjutnya dikenal dengan nama Mere Marie) di Moerdijk, Belanda pada tgl. 2 Juli 1886, sebagai keprihatinan atas kehidupan sekitar yang begitu sulit sebagai akibat dari PD II, ia kemudian meninggalkan kehidupan yang mapan dan menanggapi panggilan menjadi Biarawati untuk mewujudkan Cinta Belaskasih yang bersumber dari Hati YESUS yang Maha Kudus.
Karya di Keuskupan Agung Jakarta :
Dimulai dengan kedatangan para Suster HK Pada tahun 1927 ke Indonesia di Keusukupan Tanjungkarang. Atas permintaan pater Van Oort SCJ dan setelah mendapat jawaban dari Ordinaris Apostolik Bengkulu, Suster HK mendirikan Biara di pusat kota Palembang dengan 4 suster perdana yakni Sr. Martini, Sr. Emmaculee, Sr. Bonifacia dan Sr. Gabriella. Walau tidak mudah, terutama saat penjajahan Jepang, Kongregasi itu terus bertumbuh dan mulai menghasilkan buah dalam berbagai bentuk karya Pastoral. Maka pada 11 September 1993, Kongregasi Suster-suster Belas kasih dari Hati YESUS yang Maha Kudus secara resmi dinyatakan sebagai Kongregasi Religius yang mandiri di tingkat Keuskupan dibawah reksa Uskup Tangkarang. Kemandirian itu dinyatakan setelah memperoleh dekrit dari Tahta Suci pada 18 Mei 1993. Di hari yang bersejarah itu yang menjadi Pemimpin Umum Pertama Indonesia adalah Sr. Lucie HK. Pada tahun 2002 Kongregasi ini telah merayakan 75 tahun berkarya di Indonesia.
Pada 3 Agustus 1989, Karya Pelayanan di KAJ dimulai di Paroki Kedoya Jakarta Barat atas permintaan Vikaris Jenderal KAJ Mgr. Leo Soekoto SJ agar Suster-suster HK memperluas karya Kerasulan di KAJ, dimulai dengan menempati Wisma LPPS-KWI di Jl. Semeru I/4, Grogol-Jakarta Barat. Anggota perdana saat itu adalah Sr. Sriyani HK dan Sr. Yovita HK. Pada 7 Agustus 1989, Sr. Sriyani HK secara resmi memulai tugas di komisi Kateketik KAJ. Setelah beberapa kali pindah tempat yakni dari Wisma LPPS-PWI ke Jl. Surya Bahagia Blok FII/11 dan kemudian pada tgl. 27 Oktober 1992 pindah ke Jl. Taman Surya Blok P/2, Sunrise Garden, Kedoya yang ditempati sampai saat ini. Karya Pelayanan di Paroki Kedoya meliputi merintis berdirinya Sekolah St. Andreas (yang dikelola oleh Yayasan Karya Kasih), Karya Kesehatan, pendampingan katekese.
Komunitas Balaraja :
Didirikan pada tgl. 27 Desember 1996. 6 bulan sebelum tanggal tersebut, Kongregasi mengirim 2 suster Yunior Sr. Jeane’d Arc HK dan Sr. Vincentia HK untuk memberikan pelayanan bagi kaum buruh yang banyak tinggal di Balaraja dan sekitar. Agar pelayanan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat sekitar yang mayoritas adalah kaum Muslim, Kedua Suster ini berani melepaskan identitas mereka sebagai religius, yakni dengan mengenakan pakaian awam, tentunya setelah mendapat dispensasi dari Bapa Uskup Mgr. Leo Soekoto SJ. Dengan Bina Center, para suster itu melakukan karya kerasulan melalui pemberdayaan kaum buruh. Bukanlah hal yang mudah untuk melakukan karya tersebut di lingkungan berbasis Muslim, resiko dan tantangan nya sangat besar. Acapkali para Suster baru bisa melakukan karya dimalam hari yakni setelah para buruh selesai bekerja di siang hari, bahkan ada yang kena shift . Transportasi yang dipakai para suster adalah angkot dan ojek. Tantangan lain adalah resistensi dari masyarakat sekitar yang takut diKristenkan serta kesulitan dalam mendapat tempat peribadatan yang baik untuk kegiatan secara kelompok ataupun pribadi. Dalam perkembangan selanjutnya, berkat kesaksian hidupdan karya pelayanan para Suster, akhirnya masyarakat setempat dapat menerima kehadiran mereka dan bahkan bisa bekerjasama dengan baik.
Komunitas Batusari / DPR RI II :
Dimulai pd tgl 1 Februari 1996, Kongregasi membuka komunitas baru di Komplek DPR RI II Kebon Jeruk, Jarkarta Barat dengan Sr. Christina HK sebagai pemimpin komunitas. Selain karya social di tengah masyarakat, mereka juga menanggapi tawaran kerjasama pendidikan dengan beberapa yayasan seperti Yayasan Abdi Siswa, Yayasan Karya Kasih dan Yayasan Pangudi Luhur. Dalam perjalanan selanjutnya Kongregasi juga menjalin kerjasama dengan LDD-KAJ yaitu dalam rangka pendampingan dan pemberdayaan kelompok Tuna Netra yang berada dibawah Biro Laetitia (biro tuna Netra).
Komunitas Kepaduri :
Dilakukan di wilayah Paroki Maria Bunda Karmel Tomang, melalui pelayanan kesehatan keliling dan karya sosial bagi masyarakat miskin serta kegiatan di Sekretariat Paroki.
Spiritualitas :
Kebaktian kepada Hati Kudus TUHAN YESUS Yang Maha Kudus, dalam semangat kegembiraan hati akan hidup serasi, saling mendahului dalam kasih serta hidup dijiwai oleh Cinta Kasih, hormat bagi Sakramen Mahakudus. Hal itu sebagaimana dikatakan oleh Mere Marie : “Anak-anakku, marilah kita saling mengasihi. Bila ada cinta kasih dan damai, TUHAN tinggal disitu”
Jumlah yang berkarya di wilayah Gereja St. Odilia :3 suster