Pastor Katolik, Banser dan GP Ansor NU Berpelukkan

(Foto: Pastor Felix Supranto SS.CC di antara anggota Banser, Tangerang)

Jangan  risau dengan perbedaan.Perbedaan bukanlah alasan untuk bertengkar, tetapi menjadi dorongan untuk hidup damai.

Sebuah keistimewaan bagiku sebagai seorang Pastor Katolik, yang pada 11 Juni 2017 diundang untuk mengikuti pengajian di halaman Markas Komando Banser Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang.

Pengajian ini diadakan dalam rangka mengawal Pancasila. Acara pengajian ini dikoordinasi oleh Keluarga Besar  NU dan diikuti ratusan muslimin dan muslimat.

Ketika aku datang, para kyai, camat,  haji, ustad, para anggota Banser dan GP Ansor menyambutku dengan antusias. Mereka memelukku dengan penuh kasih. Aku pun merasa diterima sebagai saudara. Aku merasa nyaman dengan komunitas Muslim ini karena karena kami saling menghargai dan menghormati.

Setelah Ayat-Ayat Suci Al-Quran dilantunkan dengan indah, semua hadirin berdiri menyanyikan lagu “Indonesia Raya” dengan khidmat dan semangat. Setelah itu, para penatua memberikan pengarahan yang menyejukkan. Mereka mengatakan: “Kehadiran Romo sungguh menunjukkan bahwa kita adalah Bhineka Tunggal Ika. ”

Aku terharu karena Pancasila sungguh memayungi semua perbedaan. Kini aku menyadari bahwa tolerensi bukanlah mencari kesamaan, tetapi menghormati perbedaan. Toleransi bukan mencari kesalahan, tetapi menemukan kebaikan sehingga terciptalah kerukunan.

Kerukunan harus dipuji.
Kerukunan harus dijalani
sehingga kita tidak terasing  di Bumi Pertiwi.

Mari kita kawal Pancasila, Sang Perekat Kesatuan.

Tuhan Memberkati. 

Penulis: Pastor Felix Supranto SS.CC

Editor: Elnoy

Leave a Reply

Scroll to Top