MINGGU MISSI
Sedekanat Tangerang – Gereja santa Odilia – Paroki Citra Raya
MINGGU, 23 OKTOBER 2016
( Oleh : Pujangga BM. STP )
Pagi itu udara terasa sejuk, debu yang biasa bertaburan di udara telah mengendap dan larut hanyut diguyur hujan sepanjang hari di kota Tangerang. Perlahan-lahan jalanan di kompleks perumahan Citra Raya mulai dipadati warga. Terlihat di wajah-wajah mereka yang penuh keceriaan, senda gurau dan ada juga yang bermain bola tangan, bersepeda santai, lari-lari pagi atau mereka yang hanya sekedar duduk dengan menikmati hangatnya kopi kaki lima di gelas plastik bersama keluarga.
Pagi itu, hari Minggu tanggal 23 Oktober 2016 memang lain dari biasanya. Nampak para pendamping komunitas BIR (Bina Iman Remaja) dan sekelompok anak muda KKMK (Komunitas Karyawan Muda Katolik) gereja Santa Odilia, satu persatu mulai berdatangan ke kompleks sekolah Tarakanita Citra Raya. Ternyata mereka punya hajat besar demi suksesnya penyelenggaraan kegiatan Minggu Misi se-dekanat Tangerang. Hadir seluruh perwakilan dari 12 paroki se-dekanat Tangerang.
Kegiatan yang dimotori oleh para pendamping BIR se-dekanat Tangerang tersebut, membuktikan sangat efektif dengan mampu merangkul berbagai kalangan dan kelompok usia, mulai dari anak – anak BIA (Bina Iman Anak) dan para pembimbing, BIR (Bina Iman Katolik) dan para pendamping, OMK (Orang Muda Katolik), KKMK (Komunitas Karyawan Muda Katolik), KFO (Komunitas Fotografi Odilia). Mereka dengan penuh antusias dengan wajah gembira dan diiringi canda tawa mempersiapkan semua keperluan acara (perlengkapan music dan sound system, konsumsi, dan perlengkapan lainnya.
Kegiatan diawali dengan berkat Allah untuk mengutus anak-anak remaja sebagai missioner cilik melalui perayaan ekaristi dilaksanakan secara konselebran. Para pastor dan frater yang mempersembahkan misa, yakni :
– Frater Adi Putra Panjaitan,OSC
– Pastor Andi Wibowo,SDB
– Pastor Siprianus Smakur Tukan,SS.CC
– Pastor Bonifasius Koko Taran,SS.CC sebagai Konselebran.
Manusia boleh berencana dan berhak bekerja keras untuk mewujudkannya, namun Tuhanlah yang menentukan dan kehendakNYA lah yang terjadi. Ungkapan bijak inilah yang diyakini umat Katolik. Selama dua bulan persiapan untuk mengejar dateline, bahkan ada yang menginap namun pada hari H tidak seperti yang direncanakan. Saat misa lancar, namun ketika acara terganggu dengan turunnya hujan. Sound system dan alat musik yang akan digunakan untuk acara out dor terpasang, rintik – rintik air hujan mulai berjatuhan, hmm…., rupanya sang hujan belum puas melunaskan hasratnya. Tanpa perlu banyak komando, tim panitia segera mengamankan peralatan, dan setelah berdiskusi beberapa saat, akhirnya diputuskan bahwa panggung acara dipindah ke loby SLTA Tarakanita.
Tak ada akar rotanpun jadi, peribahasa yang tepat untuk menggambarkan suasana saat itu. Acara dimulai dengan iringi lagu pembukaan dengan ukulele (kencrung) yang ditempel pada mic pun dan mampu dengan riang mengiringi lagu ‘Bila Roh Allah ada di dalamku’ yang dinyanyikan bersama-sama oleh anak – anak BIR (Bina Iman Remaja).
Tak kalah dengan angkatan 45, teriakan lantang anak – anak tersebut mampu membungkam suara sound system. Sapaan lantang melalui pengeras suara oleh MC, dibalas pula dengan lebih lantang oleh mereka. Suasana penuh kasih sayang dan persaudaraan yang penuh dengan keceriaan.
Bertanding melawan diri sendiri
Dalam sambutanya, Romo Asran bertanya pada anak – anak “siapa yang mau ikut pertandingan?”, Serentak semua anak menjawab “saya mau”. Lalu kata Romo lagi, “kalau anak Tuhan, bertandingnya melawan siapa?”, dengan polos beberapa anak menjawab “melawan setan”. “Setan itu adanya dimana?”, Romo Asran kembali bertanya, namun anak-anak terdiam (sambil berfikir jawabannya). Mengakhiri sambutannya Romo Asran menjelaskan bahwa setan itu ada di dalam diri kita masing – masing. Entah paham atau tidak, anak-anak telah mampu mengalahkan rasa enggan dalam dirinya, terbukti meskipun hujan masih mengguyur mereka tetap antusias mengikuti beberapa perlombaan dari panitia.
Fight in friendship, demikian suasana siang itu digambarkan. Meskipun dalam suasana berlomba, keceriaan dan tawa tetap menghiasi wajah-wajah mereka. Bukan mengalahkan lawan yang jadi tujuan, tetapi terus berjuang melakukan yang terbaik dan saling membantu dalam persahabatan tim.
Generasi Daud
Hujan bukan penghalang, namun itu justru sebuah anugrah dan kasih dari Allah Bapa. Bagaikan bermain di taman air raksasa, curahan berkah dan kasih dari langit tiada henti yang diturunkan gratis bagi anak–anak-Nya. Mereka semua bergembira, bersemangat, ceria segala keraguan, memusnahkan segala kekhawatiran terhadap kesehatan badan. Seandainya ada yang sakit akibat kehujanan, semoga bukan menjadi derita, namun sebuah bentuk stimulan yang mengaktifkan antibody dalam tubuh mereka, menjadi semakin tangguh dalam berlomba.
Seperti Bapa di Surga mengasihi anak–anak-Nya, para pendamping BIR pun, selalu memberikan yang terbaik bagi para remaja didikannya. Namun karena hari terus hujan, perlombaan pun dihentikan di lapangan demi kesehatan anak-anak.
***
Keceriaan anak-anak terus berlanjut dengan terus melatunkan lagu-lagu pujian bersama para pendamping, romo Asran dan mas Agil dengan iringan gitarnya. MC pun amat gokil, mba Angel dan mba Febri, yang kreatif dan atraktif dalam membawakan acara.
Benang Merah
Pada penghujung acara, dalam sambutannya ibu Susi selaku koordinator BIR gereja Santa Odilia mengajak anak-anak untuk membuat kesimpulan apa yang dialami selama kegiatan dari pagi hari tadi. Sungguh luar biasa, anak-anak secara umum menyimpulkan bhawa yang didapat selama hari itu adalah rasa kebersamaan, kerjasama dan suka cita.
Akhir kegiatan, secara simbolis Bapak James menyerahkan bibit tanaman ke mba Nana (selaku koordinator BIR gereja Santa Odilia), yang kemudian diberikan kepada perwakilan gereja untuk ditanam di paroki masing-masing. Sekian. Terima Kasih
Salam Misioner – Pendamping BIR Santa Odilia.