( Oleh : Yoseph Donatus Sehadun )
Apa yang dipinggirkan, disingkirkan oleh manusia justru mendapatkan tempat terhormat dimata Allah. “Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah karena merekalah yang empunya kerajaan Surga (Mat. 5 : 3)” Menjadi miskin itu bukanlah suatu cita-cita. Orang miskin adalah mereka yang tidak terpandang, tersingkir dan hidup dari belas kasihan orang lain. Tidak ada seorangpun yang bangga dan mau hidup seperti itu. Lalu, kalau orang menjual milik mereka semua dan membagi-bagikannya, hal itu bukan karena mereka mau menjadi miskin, melainkan agar tidak ada orang yang berkekurangan diantara sekitar mereka. Kasih yang menyapa dan kasih yang meletakkan setiap mereka, yang miskin pun tetap berarti dan punya peran dalam kehidupan. Bukan kasih yang senantiasa menganggap orang lain tidak berdaya. Melainkan kasih yang membawa orang lain juga berani menghadapi kenyataan hidup tanpa kehilangan kesetiaan. Mereka ingin mebangun kehidupan berdasarkan cinta. Bukan cinta akan kemiskinan, melainkan mencintai orang-orang yang tidak berpunya dan berkekurangan disekitarnya. Orang-orang miskin dianggap tidak mampu menuntut agar hak-haknya , hanya tunduk teratur secara batin, tidak memberontak; sehingga menjadikan suatu sikap batin yang mencakup kerendahan hati, ketabahan, kesabaran, kelembutan serta tidak mengingini bentuk kekerasan apapun.
Allah adalah kasih merupakan sumber kegembiraan sejati. Kesejatian kasih Allah kepada manusia terungkap sepenuhnya dalam diri Yesus. Penderitaan, kematian dan kebangkitan Yesus hanya dapat dipahami sebagai ungkapan kasih. Allah adalah kasih (Yoh. 4 : 16) kasih sejati selalu memperhatikan dan mencari orang yang dikasihnya. Kasih memiliki ketajaman dan paling cepat mampu melihat apa yang benar dan harus dilakukan. Kasih Allah tak terbatas dalam diri manusia. Sepanjang masa pelayan-Nya, Yesus pernah berkata : Jangan pergi ketempat-tempat yang elit, tetapi justru pergilah kedaerah-daerah kaum buangan serta tersingkirkan dan kepada orang-orang yang tidak terpandang, tidak dikenal . Ini menakjubkan kerendahan hati Yesus. Untuk peduli kepada kaum yang terpinggirkan, tersisihkan dan kaum miskin. Ini merupakan suatu tantangan yang harus dihadapi bagi Gereja dan setiap umat Kristiani dimanapun mereka berada didunia ini. Allah tidak pernah kekurangan akal dan senantiasa kreatif untuk menyalurkan cintaNya pada manusia. Bahkan, dalam kondisi yang menurut akal manusia semua itu tidak mungkin. Pilihan Allah untuk solider dengan manusia ciptaan-Nya adalah sebuah pilihan sekaligus tindakan cinta.
Allah adalah Allah yang aktif, Dia masih bekerja sampai sekarang. Karya keselamatan Allah masih berlangsung hingga hari ini dan hari-hari mendatang. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga ia telah mengaruniakan anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh, 3:16). Allah hadir dan dekat dengan kita, Allah membalikkan keadaan hidup kita, kita punya macam-macam karunia Allah untuk membangun tubuh mistik Kristus. Hidup kita memang tidak sempurna. Tapi Allah selalu membangkitkan harapan baru yang mengatasi ketidaksempurnaan itu. Mari kita tidak membiarkan kegelapan dan ketakutan mengganggu dan mengontrol hati kita. Termasuk juga luka-luka masa lalu jangan dibiarkan menggerus dan merusak kehidupan sekarang dan masa depan. Dosa pada dasarnya adalah kurangnya rasa syukur. Kurangnya rasa syukur membuat kita tak mampu melihat Tuhan dan bahkan parahnya, mengkambing hitamkan Tuhan. Tuhan terlibat dalam detail kehidupan kita. MenurutNya, segala sesuatu yang ada di dunia ini diberikan kepada kita agar kita mampu mengenali Tuhan dengan mudah dan memberikan balasan cinta dengan lebih siap. Semua itu buah ketekunan dalam iman dan relasi personal manusia dengan Tuhan. Kalau kita percaya pada Tuhan, maka kita akan melihat karya-karya-Nya yang ajaib dalam hidup kita. Sayangnya, kita sering tidak sabar dan memaksa Allah untuk segera mengabulkan doa-doa kita. Kita yakin dan percaya bahwa Allah akan senantiasa memberikan yang terbaik buat kita. Allah Bapa yang berbelas kasih, yang maha Rahim dan Allah yang sungguh baik bagi kita. Dan kasih Allah akan dinyatakan. Orang yang egois dan tak suka berbagi akan dicampakan kedalam neraka. Hanya mereka yang mengasihi Allah yaitu mereka yang mengasihi orang-orang yang lemah, miskin dan tersingkir dapat tempat yang berkenan dihati Allah. Sabda Yesus “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang saudaraKu yang paling hina ini, kamu melakukannya untuk Aku” (Mat. 25:40).
Orang yang melakukan kebaikan seperti menyemprot wewangian dalam ruangan sehingga memberi manfaat bagi orang lain. Serta mendatangkan kerajaan Allah. Allah menghendaki manusia hidup berbahagia di Surga dan bahagia selamanya. Identitas Gereja Kristus ialah jika anggota-anggotanya saling mengasihi. Perjalanan hidup kita sebagai Gereja persekutuan umat Allah tidak dapat dipisahkan dari iman akan Yesus Kristus. Dia adalah wujud nyata kasih Allah kepada Manusia. Dialah yang menjadi dasar hidup saling mengasihi diantara umat beriman yang percaya kepada-Nya. Oleh karena itu Yesus juga mengundang kita sebagai Gereja-Nya untuk hidup saling mengasihi dalam perjalanan mengikuti Dia. Dengan demikian identitas Yesus yang adalah kasih harus juga menjadi indentitas kita pula sebagai Gereja-Nya. Dalam hidup saling mengasihi, Yesus berarti juga mengundang kita untuk hidup dalam kesatuan bersama Dia. Hidup saling mengasihi dalam kesatuan dengan Dia akan menjadikan kita semakin serupa dengan-Nya. Hanya didalam Dialah Gereja menemukan identitas diri sebagai Gereja Kristus yaitu dalam hidup saling mengasihi diantara anggota-anggota-Nya (Bdk 1 Yoh. 2:5-6).
Dalam hidup saling mengasihi kita diajak untuk hidup bersaudara, berani keluar dari kesempitan diri dan berbela rasa kepada yang lain. Hidup saling mengasihi bukanlah pilihan alternatif. Melainkan suatu keharusan bagi mereka yang percaya kepada Yesus Kristus. Karena dengan hidup saling mengasihi, bahwa kita-kita ini adalah Gereja Kristus, persekutuan umat Allah. Allah senantiasa hadir disaat-saat kita mengalami kesulitan. Dan Allah juga bisa melalui teman dan orang disekitar kita. Jika kita setia kepada Allah, Allah jauh lebih setia. Apapun keadaan atau goncangan yang hadir dalam hidup kita, kita senantiasa setia, bersyukur dan bersukacita. Karena Allah sungguh luar biasa bagi kehidupan kita, Dia mampu merubah hidup kita dari keterpurukan menjadi lebih baik. Allah sesungguhnya mengasihi kita semua dan belas kasihNya lebih besar daripada dosa kita yang datang dari Allah, hendaknya kita menanggapi-Nya dengan datang kepada-Nya, dengan penuh iman kepercayaan, melihat dan menerima belas kasih-Nya, membiarkan-Nya mengalir melalui kita kepada sesama. Sehingga dengan hati yang terbuka, penuh cinta dan sukacita, kita dapat bertemu dan menjadi berkat bagi sesama. Semoga kita bersemangat untuk semakin berbagi, semakin beriman, semakin bersyukur, sehingga pengalaman dan kesadaran akan belas kasih Allah menjadi perilaku secara nyata kepada sesama. Amin…..