Mengatasi Rasa Takut Tidak Diinginkan

( Oleh : Pastor Felix Suranto, SS.CC )

Allah merancang dan menciptakan kita sebagai pribadi  yang diterima dan bukannya untuk ditolak. Karena penerimaan merupakan kebutuhan yang  melekat di dalam diri kita, kita senantiasa mengharapkannya. Kita membutuhkan atmosphere yang menerima kita agar kita dapat bertumbuh dan berkembang. Kita ingin menjadi pribadi yang diinginkan oleh siapapun. Kita ingin diterima oleh lingkungan kita, keluarga kita, tempat kerja kita atau organisasi pelayanan gereja. Tidak ada seorangpun yang mau dikucilkan karena hidup kita di dunia ini tidak bisa dipisahkan dengan orang lain dalam hal apapun.

Karena penerimaan merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan kita, perasaan tidak diinginkan sungguh menjadi momok yang sangat menakutkan. Bagaimana perasaan kita ketika teman-teman sekerja kita mengatakan bahwa lebih enak bekerja kalau tidak ada kita ? Bagaimana hati kita ketika kehadiran kita dalam pelayanan dianggap mengganggu teman-teman kita ? Bagaimana jiwa kita  ketika tidak diterima oleh mertua kita sebagai menantunya ? Betapa sedihnya ketika apapun yang sudah kita lakukan selalu dianggap salah dan dicela ? Bentuk-bentuk penolakan itu akan menyakitkan kita. Penolakan itu menyedihkan kita karena kita ingin menjadi orang yang diinginkan. Kita ingin dicintai.

Rasa takut tidak diinginkan adalah musuh hebat yang harus kita kalahkan agar hidup kita tidak mengalami kehancuran. Tetap tegar di tengah-tengah tidak dinginkan. Tetap lakukan ha-hal yang baik di tengah-tengah penolakan. Setan menggunakan penolakan untuk  melawan kita dengan harapan agar kita menyerah,  mengisolasi diri kita sendiri dan menjadi sangat takut tidak diinginkan sehingga kita akan mengalami kelumpuhan secara emosional. Ketika kita menyadari serangan setan ini, kita harus menghentikannya untuk mendapatkan kemenangan atasnya sebagai ganti menjadi korbannya. Ingatlah perjuangan Tuhan Yesus mengalahkan penolakan. Tuhan Yesus datang untuk membantu banyak orang, tetapi mereka menolakNya  tanpa alasan.  Hal itu pasti menyakitkan bagi-Nya karena Dia juga memiliki emosi  seperti kita.  Akan tetapi, Dia tidak membiarkan penolakan itu menarikNya dari tujuan perutusan-Nya

Perasaan takut tidak diinginkan dapat kita kalahkan dengan fokus kepada Cinta Allah. Ia menerima kita secara total. Kita berharga di mata-Nya : “Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu”  (Yesaya 43 : 4). Tuhan tidak pernah memandang rupa, jabatan atau kekayaan yang kita miliki :    “Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah;  manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati”  (1 Samuel 16:7b).  Seburuk apa pun kita di mata dunia ini, bahkan mungkin kita telah dihina, dicaci dan direndahkan, tetapi kita tetap berharga dan  mulia di mata-Nya : “…siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mata-Nya-”  (Zakharia 2:8b).  Yang kita butuhkan adalah menerimanya dengan iman sehingga kita tidak mengeluh dan bersungut-sungut ketika kita tidak diinginkan oleh manusia,

Kita yang telah mengalami penolakan dan perasaan tidak diinginan dan telah sembuh pasti lebih kuat daripada orang yang tidak pernah mengalami semua hal itu. Terpuruk dan mampu bangkit kembali akan membangun kekuatan untuk sukses.  Paul Swenney mengatakan : “Kesuksesan terjadi ketika kita mampu mengatasi ketakutan akan gagal”.

 

Doa  Mengatas Rasa Takut Tidak Diinginkan

Bapa,

Betapa pedihnya hatiku

ketika aku mengalami tidak diinginkan sesamaku.

Aku menjadi putus asa dengan hidup.

Aku mengisolasi diriku karena merasa tidak berarti.

Semoga aku bisa mengimani

bahwa dihadapan-Mu,

aku berharga dan mulia

walaupun banyak kekurangan.

Dengan demikian,

Apapun yang dikatakan dunia tentang aku,

aku mampu melangkah maju.

Amin

1 thought on “Mengatasi Rasa Takut Tidak Diinginkan”

  1. Elisabeth Carolus

    Menyadari aku berharga di mataMU,rasa takut bukanlah apa2..

    Trims inspirasinya Romo Felix.

    Tuhan memberkati kita semua.

Leave a Reply

Scroll to Top