Uskup Agung Jakarta Mgr Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo meresmikan Museum Katedral yang baru selesai direnovasi dan terletak di kompleks Paroki Katedral St. Perawan Maria Diangkat ke Surga di Jakarta Pusat pada Rabu (14/11) sore.
Di hadapan para uskup dan sejumlah imam serta umat awam, Mgr Suharyo mengatakan Museum Katedral hendaknya tidak sekedar merupakan tempat menyimpan benda-benda mati namun juga mampu menghidupkan kembali ingatan akan sejarah khususnya di kalangan umat Katolik di Keuskupan Agung Jakarta (KAJ).
“Harapannya supaya khususnya umat Katolik di KAJ tahu sejarah KAJ yang dimulai 211 tahun yang lalu. Tanpa tahu sejarah, kita tidak akan mampu untuk menggali nilai-nilai, keutamaan-keutamaan yang bertumbuh, berkembang mekar berkat bimbingan Tuhan sampai menjadi KAJ yang sekarang ini,” kata prelatus itu.
“Dengan kata lain, museum ini diadakan dan kemudian ditumbuhkembangkan untuk mengajak seluruh umat Katolik di KAJ khususnya untuk ikut terus memikul tanggung jawab sejarah,” lanjutnya.
Oleh karena itu, Mgr Suharyo mengajak umat Katolik di KAJ untuk “terus merawat dan mengembangkan nilai-nilai itu menjadi Gereja sebagaimana kita cita-citakan, Gereja KAJ sebagai persekutuan murid-murid Kristus dan sebagai gerakan untuk memaklumkan Kerajaan Allah.”
Romo Albertus Hani Rudi Hartoko SJ, pastor kepala Paroki Katedral St. Perawan Maria Diangkat ke Surga di Jakarta Pusat, mengatakan peringatan 90 Tahun Sumpah Pemuda dan peringatan syukur Tahun Persatuan KAJ menjadi momentum peresmian Museum Katedral.
“Untuk diketahui sidang pertama Kongres Pemuda II, 27 Oktober 1928, itu berlangsung di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), gedung Pemuda Katolik, yang sekarang di kompleks katedral ini, di aula belakang,” katanya.
Terkait Museum Katedral, Romo Hani menjelaskan bahwa museum ini diprakarsai oleh Romo Rudolphus Kurris SJ dan diresmikan pada 28 April 1991 oleh ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) saat itu yakni Mgr Julius Riyadi Darmaatmadja SJ.
Selanjutnya Museum Katedral dipindahkan ke pastoran yang lama dan soft launching dilakukan pada 20 Agustus bertepatan dengan peringatan 20 tahun tahbisan episkopal Mgr Suharyo, katanya.
“Puji Tuhan, sore hari ini Museum Katedral sudah siap beroperasi dengan konsep bertumbuh. Museum ini terbuka untuk disempurnakan dari waktu ke waktu,” lanjutnya.
Di dalam Museum Katedral terdapat beberapa zona di mana koleksi benda-benda yang berkaitan dengan sejarah Gereja Katolik di Indonesia disimpan. (ucanews)
thanks a lot of information keren