Tahbisan Imam SS.CC di Paroki Santa Odilia, dan Puncak Acara 100 tahun SS.CC di Indonesia.

Paroki Citra Raya – Tangerang, 12 Agustus 2024. Syukur kepada Allah, adalah ungkapan yang layak kita kumandangkan, sebab di usia yang belum genap dua dekade, gereja Santa Odilia, Paroki Citra Raya telah diberi kesempatan dan kepercayaan untuk dapat mengadakan acara besar yang ketiga kalinya, yaitu Tahbisan Imam dari kongregasi SS.CC ( Kongregasi Hati Kudus Yesus dan Maria).

Sejak berdirinya Paroki Citra Raya pada 26 November 2006, yang bertepatan dengan Hari Raya Tuhan kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam, sampai sekarang memasuki tahun yang ke 18, Paroki Citra Raya telah dipercaya untuk mengadakan perhelatan besar yaitu Tahbisan Imam dari kongregasi SS.CC untuk yang ke tiga kalinya.
Pertama pada tanggal 15 Juni 2012, kedua tanggal 21 Juni 2019 dan ketiga 12 Agustus 2024, sungguh pencapaian yang pantas untuk kita syukuri bersama, teristimewa oleh seluruh umat Gereja Santa Odilia, Paroki Citra Raya.

Pada Tahbisan Imam kali ini dirayakan bersamaan dengan puncak peringatan 100 tahun kongregasi SS.CC di Indonesia, yang kegiatannya sudah diawali beberapa bulan sebelumnya dengan beberapa kegiatan dan aksi belarasa, menyatu dengan masyarakat, bukan sekedar terbatas pada umat katolik saja, namun pada sesama kita sekalipun dalam berbagai perbedaan, dan senantiasa mengibarkan rasa persaudaraan dalam balutan semangat kebangsaan di bumi pertiwi Indonesia yang kita cintai bersama.

Adapun Diakon yang ditahbiskan untuk menerima Sakramen Imamat oleh Bapak Kardinal Ignatius Suharyo pada hari Senin, 12 Agustus 2024 jam 17:00 tersebut adalah :

1. Diakon Firminus Hoga Botan, SS.CC, Nama panggilan : Min, Tempat, tanggal lahir : Lusikawak, 25 September 1996 Asal Paroki : St. Arnoldus Jansen – Waikomo, Lembata, Keuskupan Larantuka.

2. Diakon Stefanus Agung Nugraha, SS.CC, Nama panggilan : Agung, Tempat, tanggal Lahir : Sukahening, Tasikmalaya, 29 Januari 1988 Asal Paroki : Hati Kudus Yesus Tasikmalaya.

3. Diakon Yosafat Koleq Liarian, SS.CC, Nama panggilan : Yosa, Tempat, tanggal Lahir : Batam, 26 Januari 1996 Asal Paroki: Paroki Santa Maria Pembantu Abadi Aliuroba – Kedang Lembata.

Misa dipersembahkan oleh Bapak Uskup KAJ, Kardinal Ignatius Suharyo, Pastor Profinsial SS.CC Indonesia, Romo Pankras Olak Kraeng, SS.CC, Pastor Kepala Paroki Santa Odilia Romo Felix Supranto, SS.CC, Ekonom SS.CC Yogyakarta, Romo Alex Dato SS.CC, Rektor Skolastikat SS.CC Yogyakarta Romo Yoseph Barnabas Rianghepat SS.CC, serta Romo-Romo dari Kongregasi SS.CC lainnya, serta dihadiri juga oleh segenap keluarga para Diakon tertahbis.
Selain itu juga hadir tamu undangan dari berbagai lapisan komunitas pemerhati dan penggerak persaudaraan berbangsa, yaitu para tokoh agama, tokoh masyarakat serta TNI dan Polri.

Sebelum misa dimulai diawali dengan upacara penyambutan para calon imam baru dan keluarga, Romo Felix selaku Kepala Pastor Paroki, mengalungkan selendang/syal khas Baduy, melambangkan kehadiran mereka sebagai imam dengan segala kedisiplinan, kesopanan dan kesantunan.
Misa pentahbisan diawali dengan perarakan para pelayan misa dan para Imam yang mengenakan ikat kepala khas baduy yang disebut lomar, dengan mengenakan ikat kepala tersebut melambangkan para imam telah terikat pada Tuhan dan para umatnya, sehingga mereka harus dalam kesatuan panggilan yang sama, tentu saja dibalik cerita tersebut Romo Felix selaku tuan rumah bagi para calon imam tertahbis, telah terlebih dahulu memperkenalkan kepada para calon Imam dengan kehidupan nyata terutama masyarakat baduy, dengan mengajak para calon imam mengenal masyarakat baduy lebih dekat dalam wujud mengunjungi dan berbaur dengan masyarakat baduy, serta saling berbagi cerita pengalaman dalam suatu suasana yang penuh rasa persaudaraan, tentu hal tersebut tepat sekali dengan harapan Bapak Uskup, Kardinal Ignatius Suharyo seperti dicontohkan dalam cerita anekdotnya diakhir homilinya, dalam kisah rekaannya

Bapak Uskup bercerita, ada seorang imam baru yang ditugaskan di sebuah paroki, suatu ketika dia akan pergi ke kantor pos untuk suatu keperluan, namun si imam tidak tahu lokasinya.
Dengan percaya diri dia berangkat dengan mengendarai sepeda motor, dia pikir pasti nanti bisa tanya kepada orang yang ditemuinya.
Sesampainya disebuah perempatan jalan, dia bingung kemana jalan yang harus dituju, dilihatnya seorang pemuda ada disana, dan bertanyalah dia, kemana arah jalan ke kantor pos tersebut.

Sang Pastor bertanya ke pemuda tersebut, kemana jalan menuju kantor pos, dan si pemuda menjawab, “Pastor silahkan berjalan lurus, kemudian belok kanan, dan tidak jauh dari situ ada Kantor pos yang Pastor cari, Imam tersebut mengikuti arahan petunjuk pemuda tersebut dan akhirnya didapatkannya lokasi kantor pos yang dimaksud.

Ketika Pastor tersebut pulang dengan melewati jalan yang sama, ternyata dilihatnya pemuda tersebut masih berada di lokasi yang sama, dan Sang Pastor berhenti dan menanyakan kepada si pemuda,
Mengapa si pemuda tersebut tahu bahwa dia adalah seorang Pastor, dan pemuda tersebut menjawab , dia tahu karena dia kadang-kadang ke gereja ikut kebaktian di tempat pastor bertugas,
Sang pastor bangga dan bertanya kepada sang pemuda, mengapa hanya kadang-kadang saja ikut misa, Ayo datanglah selalu ke misa gereja, ajaknya. Nanti akan saya berikan kotbah saya yang terbaik, dengan koor terbaik, dan akan saya tunjukkan jalan ke Surga.
Namun sang pemuda tetap tidak mau, untuk diajak aktif ikut kebaktian di gerejanya, sekalipun dengan berbagai macam bujukan Sang Pastor, akhirnya sang Pastor bertanya ke pemuda tersebut, Mengapa dia tetap tidak mau hadir di gereja, untuk mengetahui jalan menuju ke surga, dan sang pemuda menjawab, “Saya tidak percaya dengan ajakan dan kotbah Pastor mengenai jalan ke Surga, sedangkan jalan ke kantor Pospun Pastor tidak tahu”.

Tentu pesan terselumbung dari kisah tersebut adalah para imam diharapkan selain cakap dengan ilmu yang dipelajari di pendidikan seminari, namun juga haruslah cakap dan tangkas dalam menangkap situasi dan keadaan kehidupan nyata, khususnya pada para umatnya, serta masyarakat luas pada umumnya.

Setelah homili, dilanjutkan Ritus Pentahbisan Imam Baru oleh Bapak Uskup, Kardinal Ignatius Suharyo.
Para Calon Imam, terlebih dahulu diminta menjawab akan kesediaanya untuk tugas-tugas dan kewajiban-kewajibannya sebagai Imam, serta berjanji : “Untuk menghormati dan mentaati Uskup Diosesan, pemimpin Tarekat serta para penggantinya” di hadapan Allah, serta disaksikan para Imam lainnya, juga para umat yang hadir dan kemudian disempurnakan dengan ujud-ujud doa.
Kemudian Bapak Uskup dan dilanjutkan oleh para imam-imam sebagai saudara tua bagi para tahbisan imam baru, menumpangkan tangan sebagai ujud perutusan dan persaudaraan, sebagaimana tradisi gereja katolik lakukan secara turun temurun.

Diakhir misa, Pastor Profinsial SS.CC Indonesia, Romo Pankras Olak Kraeng diakhir sambutannya, mengumumkan penugasan para Imam Baru tertahbis sebagai berikut :

Romo Firminus Hoga Botan, SS.CC, ditugaskan di Paroki St. Stefanus Tanah Siang Selatan Keuskupan Palangkaraya.
Romo Stefanus Agung Nugraha, SS.CC ditugaskan di Paroki Ang Muling Pagkabuhay Ng Ating Panginoon, Bagong Silang Manila,
Romo Yosafat Koleq Liarian, SS.CC ditugaskan di Paroki St. Damin Saibi Muara Mentawai Keuskupan Padang.

Selamat kepada semua Imam Baru Tertahbis, Semoga dapat menjalankan tugas panggilannya dengan penuh kesempurnaan kasih dengan gembira, menghayati dalam semangat pelayanan, serta tetap setia dalam misi panggilannya.

Seusai Misa Tahbisan acara dilanjutkan dengan Pesta Rakyat dihalaman belakang gereja, para imam baru tertahbis beserta keluarga, dan semua imam yang hadir, suster, frater, tamu undangan dan umat yang hadir bersama-sama bersukaria, dalam suasana gembira, menyanyi dan menari serta menyantap hidangan yang telah disediakan, dengan terlebih dahulu diawali dengan pemotongan tumpeng 100 tahun SS.CC hadir di Indonesia oleh Bapak Uskup.

Selamat atas hadirnya kongregasi SS.CC ( Sacrorum Cordium ) yang ke 100 tahun di Indonesia.

Marilah kita wujudkan dan tunaikan tugas-tugas penziarahan hidup kita, dengan segenap kesempurnaan kasih.

Tuhan Memberkati.

( Penulis : Aspranoto )

Pewarta foto : Stefanus Rio Ridwan, Moses Mario de Putra, Yustinus Onny Pramono, Bernadeth Sri Marini Widin, dan Lufti Wijanarko
Penyunting foto : Stefanus Rio Ridwan

https://bit.ly/TahbisanImam2024_100TahunSSCC

https://bit.ly/FotoBersama_TahbisanImam2024

 

Leave a Reply

Scroll to Top