Liputan Khusus Touring & Camp: Ziarah Rohani KKMK St. Odilia ke Gua Maria KANADA, Rangkas Bitung – Banten.

Oleh : Sutopo Yuwono

KKMK Goes to KANADA

Sudah hampir seminggu hujan terus menerus mengguyur kota Tangerang, kalau tidak siang ya sore , malam dan bahkan pagi hari.  Dari kampung nun jauh di sana terdengar kabar bahwa Gunung Kidul kebanjiran, Bengawan Solo meluap, badai dahlia dengan angin puting beliung memporak porandakan pemukiman.

Padahal  kawan – kawan muda KKMK  ST. Odilia sudah merencakan akan mengadakan touring ke Gua Maria KANADA (Kampung narimbang Dalem) di Rangkas Bitung pada hari  jumat, 1 Desember 2017.  Cuaca yang sedang bergolak tersebut sempat membuat khawatir beberapa kawan KKMK, dan memikirkan ulang apakah kegiatan touring akan tetap dilanjutkan atau untuk sementara ditunda.

Akhirnya, melalui komunikasi  di grup WA teman-teman saling menyemangati dan menyusun tindakan –tindakan yang akan dilakukan jika hujan.  Dan, meskipun hingga pada kamis 30 november 2017 hujan masih mengguyur hingga tengah malam, pagi harinya jumat 1 desember 2017, kawan – kawan KKMK yang tinggal di sekitar Citra Raya sudah berkumpul  di depan Giant Citra Raya untuk bersama-sama berangkat menuju Gua Maria KANADA.

Sekitar 10 menit kemudian, rombongan sampai di depan perumahan telaga bestari untuk menjemput beberapa orang kawan, dan lanjut menuju balaraja, Kawan – kawan dari Balaraja pun sudah standby di pinggir jalan, sehingga tanpa menunggu lama, rombongan kembali diberangkatkan menuju arah Maja.  Sekitar 30 menit perjalanan, kawan-kawan dari Solear dan tiga raksa turut bergabung di sekitar Cisoka.  Dan setelah rombongan lengkap, yaitu 16 motor adan 1  Mobil dengan jumlah peserta lebih dari 30 orang, perjalanan dilanjutkan menuju Gua Maria KANADA Rangkas Bitung, total waktu perjalanan sekitar 2 jam.

Langitpun  terharu mendengar kisah sengsara Yesus didaraskan

Sesaat setelah di area Gua Maria KANADA , suasana tiba- tiba gelap , mendadak suasana alam terkesan sendu dan mencekam, hal ini sempat menyurutkan niat hati kawan – kawan yang akan melakukan ibadat Jalan Salib.  Hadir pertanyaan dalam hati untuk memilih  Jalan salib atau langsung ke Gua Maria?  Akhirnya dengan segala keterbatasan persiapan, kawan-kawan memutuskan untuk tetap melakukan ibadat Jalan Salib.

Sudah menjadi  ciri khas KKMK, yaitu  semua anggota berperan aktif, maka dalam pelaksanaan Jalan Salibpun, petugas  yang membacakan renungan dan kisah sengsara Yesus tidak hanya satu orang, tapi berganti-gantian.  Setelah prosesi dan doa pembukaan, kawan – kawan mulai menyusuri jalan setapak yang licin dan berlumpur menuju pemberhentian pertama.  Doa Salam Maria didaraskan untuk mengiringi perjalanan mereka, dan sampai sudah mereka di pemberhentian pertama.

Setelah pemberhentian pertama, jalananpun semakin licin dan menanjak.  Masih tetap diiringi  dengan doa Salam Maria,  selangkah demi selangkah jalanan  ditapaki. Bukan sekedar menapaki jalan setapak yang licin dan terjal, tapi sesungguhnya mereka sedang mengembara dan menelusur ke kedalaman hati masing-masing.

Sayup sayup doa Salam Maria di daraskan, dalam hening kisah sengsara Yesus dibacakan dengan intonasi yang menggetarkan hati, sambil terus berjalan, bertanya dalam hati “sudahkah aku dengan ikhlas dan tulus hati berbuat bagi sesama? sudahkah aku rela berkorban? Benarkah aku meneladan Yesus?”, Semua itu menjadi pertanyaan yang hanya bisa dijawab oleh diri sendiri.

Tampaknya alampun turut merenung, terharu dan meneteskan air mata, di pemberhentian ke 2, angin bertiup  cukup kencang dibarengi dengan  percikan air yang dingin menerpa wajah. Renungan terus didaraskan didaraskan, doa terus dipanjatkan,   perjalanpun tetap dilanjutkan dalam hening dan perlahan-lahan.

Setelah sampai di puncak bukit, cuaca kembali cerah, meski angin masih tetap berhembus kencang sehingga seringkali lilin yang dinyalakan tidak bisa bertahan lama. Tak menjadi soal, mendung, hujan, angin dan berbagai gejala alam lainya bukanlah menjadi halangan, tapi justru sebagai pemanis suasana agar kita lebih khusuk lagi dalam hadirat Tuhan.  Alam turut mendukung peziarahan kawan – kawan KKMK dalam mengenang kembali kisah sengsara Yesus. Semoga kawan – kawan KKMK semakin lebih lagi dalam meneladan Yesus.

Dorongan untuk menyambut Tubuh dan Darah Kristus

Seusai ibadat jalan Salib, ada kawan-kawan yang beristirahat menunggu makan siang, ada yang merelakan diri membelikan makan siang buat kawan-kawan,  ada yang duduk duduk sambil berfoto dan ada juga yang  tak mau menyia – nyiakan kesempatan untuk berdoa bersama Bunda Maria.

Ada yang menarik waktu itu, yaitu kebetulan berbarengan dengan Misa yang diadakan di Kapel di sebelah Gua Maria.  Tampak beberapa kawan berdoa di depan Gua Maria, ketika sedang khusuknya berdoa, bertepatan pula dengan konsekrasi Hosti, entah mengapa tiba-tiba beberapa orang kawan termasuk penulis, tiba-tiba tergerak untuk mundur dari gua Maria dan menghadap altar  yang sedang diadakan konsekrasi Hosti.  Penulis sendiri merasakan tiba-tiba ada dorongan kuat dari dalam hati untuk mengikuti Misa.

 Sesaat setelah hening dan menyatukan diri dalam Doa Syukur Agung, sekujur tubuh bergetar, seakan ada hembusan sejuk yang menerpa wajah dan getaran lembut dari dalam dada merambat perlahan ke sekujur tubuh. Ketika konsekrasi selesai, tak terasa air mata menetes membasahi pipi, hingga perasaan damai tentram menyelimuti hati.  Dan, Tuhan melayakkan beberapa kawan tersebut untuk menerima Tubuh dan Darah Kristus melalui roti dan anggur dalam Perayaan Ekaristi.  Hmm, sungguh sebuah peziarahan batin yang luar biasa.

Goes to Pemandian air panas Savanna Batu Kancah

Tak sampai di situ, petualangan kawan-kawan KKMK masih berlanjut.   Kali ini rombongan menuju ke pemandian air panas Savanna Batu Kancah di Cipan
as, Lebak – Banten.  Perjalanan yang dijadwalkan kira – kira 30 menit, ternyata memakan waktu sekitar 1 jam, tapi tak sia-sia, karena sepanjang perjalanan disuguhi pemandangan hutan sawit dan perbukitan hijau yang memanjakan mata.

Meski area pemandian tak seperti yang dibayangkan sebagian besar kawan-kawan KKMK, tapi, tak berarti pula mereka kecewa.  Dimanapun tempatnya, seperti apapun keadaannya, kalau sedang berkumpul, selalu saja ada hal hal yang membuat mereka gembira.  Ada yang duduk santai di saung, ada yang mencelupkan kakinya di kolam air hangat, ada yang berselfi ria, ada yang memesan kopi sambil curhat-curhatan, ada yang berkelakar saling bully membully dalam kemesraan, dan aktivitas – aktivitas sederhana lainnya yang menggembirakan.  Dan yang tak kalah berkesan adalah terapi mencelupkan kaki di kolam ikan.  Lagi – lagi meski jumlah ikannya tak sebanyak anak – anak KKMK, tapi keceriaan dan canda tawa mereka tak bisa dihalangi oleh sedikit dan malasnya ikan di kolam terapi.  Ya, begitulah kawan – kawan  KKMK ST. Odilia, senantiasa bergembira ketika berkumpul, entah seperti apapun keadaannya.   Hmm, benar kata peribahasa bahwa kegembiraan bukan bergantung pada keadaan, tapi pada bagaimana sikap batin kita dalam memahami dan menyikapi setiap keadaan tersebut.

Jasinga – Tenjo- Solear – Tiga Raksa – Citra Raya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 16 : 00, saatnya kembali ke Tangerang.  Atas saran dari beberapa kawan dan diperteguh oleh informasi dari penjaga pemandian, rombongan memutuskan untuk tidak kembali melalui Rangkas Bitung, tapi melalui Jasinga – Tenjo , baru ke Citra Raya.

Setengah jam pertama perjalanan, kawan – kawan dimanjakan dengan jalanan naik turun khas pegunungan dengan pemandangan yang menawan, tapi ketika mulai memasuki jasinga jalanan berbatu yang terjal segera menanti.  Barangkali begitulah perjalanan hidup, tak selalu mulus.  Jadi teringat sebuah lagu, “Tuhan tak pernah janji jalan selalu rata, Tetapi Dia berjanji berikan kekuatan”.

Begitulah yang dialami kawan – kawan, meski harus menghadapi jalanan yang menanjak, menurun, terjal dan bergelombang tapi mereka tetap kompak dan menjalaninya dengan penuh kebersamaan dan suka cita, karena Tuhan ada  di tengah- tengah mereka.  Semoga Touring dan Peziarahaan batin kali ini semakin mempererat rasa persaudaraan, semakin bertumbuh dalam Iman, juga sebagai simulai untuk berlatih agar semakin tangguh menghadapi berbagai tantangan hidup  yang sebenarnya, semakin mantap dan yakin menjalani kehidupan bersama Yesus Menuju Kehidupan yang kekal bersama Bapa di Surga.

The riderwoman, Perempuan Tangguh

Yang tak kalah menarik untuk diceritakan adalah bahwa pada saat touring tersebut ada seorang rider cantik  yang membawa motor sendiri dari rumah menuju  gua Maria KANADA – pemandian air panas Savanna Batu Kancah, hingga kembali ke rumah lagi tanpa mengeluh dan minta gantian, padahal sebenarnya ada beberapa kawan laki-laki yang tidak berboncengan dan juga masih ada space tempat duduk di mobil.

Setelah diinvestigasi, ternyata bukan karena menutup diri dan tidak mau berboncengan dengan kawan – kawan cowok, tapi hanya karena terjadi miss komunikasi diantara kawan – kawan. Rencananya, akan berboncengan dengan salah seorang kawan dari Bala Raja, tapi ternyata kawan tersebut sudah bawa motor sendiri dan berboncengan dengan kawan yang lain.  Hmm, seandainya ada komunikasi, sebenarnya bisa direncanakan motor di titipkan di sekitar citra raya, dan berboncengan dengan kawan lainya yang sudah menanti di Giant  –  Citra Raya.

Tapi bagaimanapun itu, yang sudah terjadi bukan untuk  disesali, tapi justru  diambil hikmah dan menjadi pelajaran yang lebih lagi tentang pentingnya komunikasi dan saling berkoordinasi. Semoga ke depannya, keakraban dan komunikasi diantara kawan-kawan  KKMK dapat terjalin semakin erat lagi.

Leave a Reply

Scroll to Top