Oleh : Sutopo Yuwono
Berkumpul dan memecahkan roti bersama – sama
Siang itu mentari begitu terik, awan mendung yang beberapa hari belakangan memayungi kota tangerang seakan begitu saja menghilang entah kemana, akan tetapi, panasnya siang itu, minggu 16 juli 2017 tak menyurutkan niat anak-anak muda KKMK St. Odilia, Paroki Citra Raya untuk berkunjung ke wilayah Curug, salah satu wilayah Gereja St. Odilia Paroki Citra raya. Wilayah tersebut terletak di sebelah timur, membentang dari cukanggalih hingga legok.
Kunjungan wilayah kali ini dipusatkan di lingkungan gabriel, bertempat di rumah Bapak Sarwoko, orang tua mbak gita salah satu anggota KKMK, yang beralamat di perumahan graha citra – palasari. Teman- teman KKMK berangkat bersama – sama dari dari Gereja sekitar pukul 11 : 00 WIB, dengan berkonvoi mengendarai motor. Rombongan yang dipimpin oleh mbak gita sebagai pemandu jalan, sempat terpisah ketika terjadi kemacetan di sekitar pertigaan menjelang pasar curug. Setelah menempuh perjalanan sekitar 45 menit, akhirnya rombongan sampai di rumah Bp. Sarwoko.
Sambutan dari Ibu Christina, ibunya mbak Gita dan ibu Dwi, salah satu umat lingkungan Gabriel begitu hangat, seketika itu juga teman-teman KKMK bisa segera begitu akrab, dekat dan nyaman. Dengan tanpa rasa canggung dan sungkan hidangan yang disajikanpun disantap bersama – sama dengan penuh kegembiraan. hmm, hal ini mengingatkan tentang cara hidup jemaat perdana, yaitu senantiasa berkumpul dan memecahkan roti bersama-sama.
Setelah bu lik Santi dan Suster Mariska, selaku pendamping KKMK menyampaikan maksud dan tujuan kunjungan secara formal kepada tuan rumah, acara dilanjut dengan doa pembukaan yang dipimpin langsung oleh bu lik santi. Seusai Doa pembukaan, acara dilanjut dengan perkenalan, masing-masing dari rombongan kunjungan saling memperkenalkan diri. Menarik sekali, meskipun sebenarnya sudah saling kenal, tapi momentum perkenalan ini dapat dijadikan ajang meng ekspresikan diri untuk saling terbuka satu sama lain, saling berbagi informasi tentang pekerjaannya, rumah tinggalnya, dan sebagainya. Hal tersebut diharapkan mampu menambah kedekatan dan keakraban diantara mereka.
Bertekun dalam pengajaran para Rasul
Meneladan cara hidup jemaat perdana, demikianlah KKMK, maka pada kesempatan yang berbahagia tersebut tidak dilewatkan untuk mewedar/ mengupas/ membedah Firman Tuhan yang disampaikan di yakobus 1 ayat 2 s/d 8 tentang iman dan hikmat dan ayat 12 s/d18 tentang pengujian dan pencobaan melalui sharing dan diskusi.
Diskusi dimulai dengan membaca Firman Tuhan pasal demi pasal secara bergantian, kemudian, dilemparkan sebuah pertanyaan “siapa yang tidak pernah mempunyai permasalahan?”, dan semua peserta sepakat bahwa semua orang pasti punya permasalahan, kemudian temen temen saling berbagi pandangan tentang bagaimana menyikapi setiap permasalahan yang ada. Menariknya, ternyata teman – teman KKMK sangat antusias dalam menyampaikan pandangan masing-masing yang semuanya memilih menyikapi setiap permasalahan secara positif.
Setelah mendengar beberapa pandangan dari teman-teman KKMK, diskusi mulai mengerucut, dan muncul pertanyaan bahwa kalau ternyata pencobaan itu datangnya bukan dari Tuhan, lantas dari siapakah pencobaan itu datang? yakobus 1 ayat 14 menerangkan bahwa tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Selanjutnya, menjadi perenungan tentang bagaimana upaya kita dalam mengelola keinginan.
Diskusi digong-i/ dimantabkan/ diakhiri dengan mantab dengan tanggapan dan wejangan dari Suster Mariska, Bp. Sarwoko dan sharing dari bu lik Shanti. Suster Mariska mengawali dengan melemparkan pertanyaan, ” Apa bedanya hantu dan setan?”. Pertanyaan pancingan tersebut mampu dijawab dengan cukup cerdas oleh teman – teman KKMK, “Kalau hantu itu kerjaanya menghantui, kalau setan itu kerjaanya menyetani.”
Kemudian suster mariska menceritakan sebuah anekdot bahwa saat ini setan sudah tidak ada kerjaan, frustasi dan sedang mengajukan surat pengunduran diri, karena ternyata saat ini manusia sudah lebih pintar dari setan, tidak perlu disetani sudah bisa menyetani diri sendiri. Penjelasan lanjutan dari anekdot tersebut mengarah pada bagaimana kita sebaiknya berlaku agar tahan terhadap berbagai macam godaan juga bisa dimaknai tentang bagaimana kita mengendalikan keinginan. Intinya adalah sikap batin kita dalam menyikapi berbagai godaan.
Dalam tanggapanya, bapak Sarwoko mengamini apa yang sudah diungkapkan teman-teman KKMK dan juga sudah diteguhkan suster Mariska. Bapak Sarwoko menceritakan bahwa topik bahasan waktu itu sama dengan topik bahasan di pertemuan katekese yang beliau turut hadir.
Untuk melengkapi Gong, bu lik shanti sharing tentang pengalaman hidupnya, dimana Tuhan telah mengajarkan sesuatu melalui berbagai problematika dalam kehidupan.
The real brother & Sister
Seusai sharing, dilanjutkan dengan Doa makan, dalam Doanya, saudara alfian berucap, “Ya Bapa trima kasih atas makanan yang sudah disiapkan oleh orang tua kami”, kontan saja kalimat sederhana tersebut membuat merinding dan menggetarkan sanubari diantara teman-teman. Sapaan orang tua kami (bukan sekedar orang tua mbak gita), telah menambah keintiman diantara teman-teman KKMK bersama para orang tua, suster dan pendamping. Lengkap sudah kegembiraan kunjungan wilayah waktu itu.
Tetesan air mata kegembiraan yang dibalut dalam suasana haru biru
Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Falsafah dari guru besar bangsa Indonesia tersebut, yaitu bapak kita yang gelarnya begitu sedarhana hanya ki, yaitu Ki hajar dewantara, cukup menggambarkan apa yang terjadi di KKMK. Para pengurus KKMK berani tampil di depan untuk memberi contoh, teman-teman anggota KKMK berada ditengah untuk saling menyemangati dan Romo, Suster dan para pendamping yang selalu berada di belakang teman-teman KKMK untuk mendorong dan memberikan berbagai dukungan baik materill maupun spirituil. ketiga pilar kepemimpinan tersebut yang telah mampu membangun KKMK untuk terus bertumbuh dan berkembang.
Ada 2 hal yang tampak sekali dan terus menerus memberi nutrisi bagi tumbuh dan kembangnya KKMK, yaitu sesuatu yang senantiasa dikembangkan dari teman-teman anggota KKMK dan sesuatu yang selalu digali terus menerus dari para pendamping. Keinginan untuk berkembang dan keterbukaan menerima masukan inilah yang menjadi pupuk di ladang subur KKMK.
Disaat begitu asyiknya teman – teman menimba ilmu dari suster mariska, di saat teman-teman KKMK sedang akrab – akrabnya, sedang nyaman-nyamanya , sedang cinta – cintanya dengan suster mariska yang sudah seperti orang tua sendiri, yang selalu mendorong dan memberikan dukungan penuh bagi temen-temen KKMK, beliu harus pamit dan undur diri untuk melanjutkan tugas di tempat lain.
Tiba-tiba suasana haru biru dan tetasan air mata dari teman-teman tak bisa terhindarkan ketika suster berpamitan. Seperti yang dirasakan cinta ketika tiba-tiba ditinggal rangga kuliah di Amerika, mungkin seperti itulah yang dirasakan teman – teman KKMK. Akan tetapi, walau bagaimanapun juga tak ada pertemuan yang tanpa perpisahan, teman-teman KKMK harus tetap semangat dan turut mendukung juga mendoakan Suster Mariska untuk tugas pelayanan di tempat tugasnya yang baru. Selamat bertugas suster, semakin teguh dalam pelayanan, Berkah Dalem.
Acara diakhiri dengan foto bersama, dan konon kabarnya, ada yang melanjutkan anjangsana ke pertigaan legok untuk menikmati suasana di sana, dan sekedar merasakan segarnya udara jl. raya legok-curug yang sedang dicor dan penuh dengan truk truk besar pengangkut tanah dan batu -:D
Setiap permasalahan adalah cara Tuhan mengajarkan suatu hal, kira-kira begitulah falsafahnya, jadi ya tak mengapa jika dalam perjalanan pulang harus memutar alias salah jalan, artinya Tuhan sedang menunjukkan jalan lain meskipun harus memutar -:).