MISA INKULTURASI BUDAYA NTT DI GEREJA SANTA ODILIA, PAROKI CITRA RAYA

Gereja Santa Odilia, Citra Raya- Bertepatan dengan Misa Hari Raya Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga, Minggu 13 Agustus 2023, pukul 11:00 diadakan juga Misa Inkulturasi Budaya NTT ( Nusa Tenggara Timur ) Misa dipersembahkan oleh Romo Kornelius Paulus Bala Koten, SS.CC dan didampingi oleh Frater Agung Nugraha, SS.CC, tampak berbeda dengan misa sebelumnya, karena pada misa ini mengangkat nuansa Budaya Nusa Tenggara Timur, sebagaimana rangkaian acara menyambut peringatan Hari Ulang Tahun Paroki Santa Odilia yang ke 17 di tahun 2023 ini, yang pada bulan Agustus ini diawali dengan Misa Inkulturasi dari berbagai adat budaya yang diadakan oleh Gereja Santa Odilia.

Minggu lalu gereja telah mengadakan Misa Inkulturasi Budaya Jawa, maka pada minggu ini diadakan Misa Inkulturasi Budaya NTT, dan untuk dua minggu kedepan berturut-turut akan diadakan juga Misa Inkulturasi untuk Budaya Kalimantan Barat dan Sumatra Utara. Ini adalah ujud dan persembahan dari keanekaragaman budaya umat Santa Odilia yang kaya akan latar belakang budaya namun tetap satu dalam kebersamaan memuliakan nama Tuhan.

Umat dengan etnis NTT ikut terlibat dalam misa inkulturasi budaya NTT ini, baik sebagai umat maupun sebagai petugas misa. Perarakan misa diawali dengan tarian Ja’I Go Laba dari Kab. Ngada, tarian yang dipersembahkan oleh umat etnis NTT yang menggunakan pakaian yang berbahan dasar kain tenun asli Flobamora (Flores, Sumba, Timor, dan Alor).

Misa Inkulturasi Budaya NTT berlangsung cukup meriah, umat yang hadir memenuhi ruang utama gereja maupun yang di balkon gereja sebagian besar mengenakan pakaian adat atau kain tenun dengan berbagai motif dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Begitu pula untuk para Petugas koor, Tatalaksana, Pengantar Persembahan, Pemazmur, Lektor hingga patung Bunda Maria mengenakan pakaian nuansa adat NTT, kain tenun, dan aksesoris khas NTT. Aneka ragam motif dan warna pakaian dan aksesoris yang dipakai seluruh umat dalam mengikuti misa nampak menambah keindahan dan semarak suasana misa saat itu.

Pada saat persembahan putra altar dan putri sakristi menjemput petugas persembahan yang sudah siap di tengah ruang Gereja, menuju ke depan Altar diiringi oleh penari anak-anak petugas tatalaksana membawa persembahan roti dan anggur serta hasil bumi berupa Beras, Sayuran, Telur Ayam, Minuman Tradisional (Arak), Buah-buahan, sebagai wujud bakti dan syukur kepada Tuhan, serta memberikan cinderamata kepada Romo dan Frater yaitu selendang Tenun Manggarai yang dikalungkan oleh penghantar persembahan.

Sebelum berkat penutup Bapak Yulius Maran selaku Dewan Pengurus Harian (DPH) Peribadatan menyampaikan sambutan singkatnya. Beliau  selaku Dewan Pengurus Harian (DPH) Peribadatan menyampaikan rasa terima kasih dalam ulasannya : “Kami atas nama DPH Peribadatan mengucapkan terima kasih kepada para petugas liturgi hari ini, mulai dari Koor, Lektor, Pemazmur, Misdinar, Prodiakon dan Tatalaksana yang dikoordinir oleh umat Nusa Tenggara Timur.” Sebagai simbol untuk memberikan sapaan kepada para umat dan mempersatukan berbagai bahasa di NTT Bapak Yulius Maran mengajak umat untuk menyanyikan lagu yang berjudul “Flobamora”. Lagu yang mengingatkan akan kampung halaman dan umat bersama-sama ikut menyanyikannya, rasa haru-pun dirasa jua umat lain meskipun bukan dari etnis NTT.

Flobamora tanah air, ku yang tercinta,
tempat beta, dibesarkan ibunda . . .
Meski beta lama jauh, dirantau orang,
beta inga mama janji, pulang e . . .

Biar pun tanjung teluknya, jauh tapele nusa ku,
tapi slalu terkenang di kalbu, ku u . . u . . u
Anak timor (NTT) main sasando, dan ma nyanyi bolelebo,
rasa girang dan badendang, pulang e . . .

Hampir siang, beta bangun sambil manangis,
mengenang flobamora, lelebo . . .
Rasa dingin beta, ingat dipangku mama,
air mata basa pipi, sayang e . . .

Dilanjutkan dengan ajakan Romo Nelis, SS.CC, untuk menyanyikan lagu dari daerah NTT yang tak asing bagi telinga kita semua, berjudul “Bolelebo”, serasa menambah kerinduan akan kampung halaman dan sanak saudara, dikala kita ditanah rantau.

Perayaan misa ditutup dengan lagu yang berjudul “Ina Maria” yang berasal dari daerah Lamaholot, NTT, yang mengingatkan kita akan kebesaran dan jasa Bunda Maria, Bunda yang penuh rahmat yang senantiasa setia mendampingi kita akan kerinduan kita pada Sang Putra, Yesus Kristus.

Setelah perayaan misa, dilanjutkan dengan acara ramah tamah di area depan gereja. Dalam acara tersebut para umat menari Ja’i bersama sebagai tanda kemeriahan sukacita pada hari misa inkulturasi budaya NTT. Kemudian dilanjutkan dengan deklarasi oleh umat etnis NTT yang selalu mendukung kegiatan di Gereja Santa Odilia, dan diakhiri dengan ramah tamah dan makan bersama.

Penulis: Maria & Intan || Dokumentasi: Agustinus Yulianto, Gabriel Arya, Edhuardos Panji.

Album foto bisa dibuka dari link berikut: https://bit.ly/MisaNTT_130823

.

Leave a Reply

Scroll to Top